BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kardiovaskuler
terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem
sirkulasi darah yang terdiri dari jantung
komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi
darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara
ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir
dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas
arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan
vena
Dalam mekanisme
pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem
transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke
seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh.
Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh
pada sistem kardiovaskule baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu
memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu
memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada
kesalahan yang membuat kita melakukan kelalaian. Oleh karena itu,
sangat penting sekali memahami anatomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan
obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskular?
1.2.2
Apa saja faktor yang mempengaruhi fungsi kardiovaskular?
1.2.3
Bagaimana asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan katup jantung?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Menjelaskan anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskular.
1.3.2
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi fungsi kardiovaskular.
1.3.3
Menjelaskan asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan katup jantung.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1
Mengetahui anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskular.
1.4.2
Mengetahui faktor yang mempengaruhi fungsi kardiovaskular.
1.4.3
Mengetahui asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan katup jantung.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Anatomi Fisiologi dalam Sistem Kardiovaskular
2.1.1 Definisi Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang
terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh
yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan
aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan
berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital
seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem
sirkulasi itu sendiri.
2.1.2 Perkembangan Sistem Kardiovaskular
Sistem
kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast.
Angioblast ini timbul dari :
a.
Mesoderm : splanknikus & chorionic
b.
Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c.
Dan dapat juga menimbulkan pembuluh
darah dan darah
Dalam
awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai berkembang
di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning
telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel
berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial.
Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang
menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk sistem kardivaskuler
purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.
2.1.3 Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut
seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di
bawah dan basis ( anterior-inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat
aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik.
Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada
(cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada
mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah
papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar 250-350 gram.
Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a)
Dinding depan berhubungan dengan sternum
dan kartilago kostalis setinggi
kosta
III-I.
b)
Samping berhubungan dengan paru dan
fasies mediastilais.
c)
Atas setinggi torakal IV dan servikal II
berhubungan dengan aorta pulmonalis,
brongkus
dekstra dan bronkus sinistra.
d)
Belakang alat-alat mediastinum
posterior, esophagus, aorta desendes, vena
azigos,
dan kolumna vetebrata torakalis.
e)
Bagian bawah berhubungan dengan
diafragma.
Jantung
difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung
utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari
bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah.
Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a. Umur:
Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun
kebawah
b. Bentuk
rongga dada: Perubahan bentuk tora yang
menetap (TBC) menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan
membulat
c. Letak
diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah
jantung ke atas
d. Perubahan
posisi tubuh: proyeksi jantung normal di
pengaruhi oleh posisi tubuh.
2.1.3.1 Otot jantung
a)
Luar/pericardium
Berfungsi
sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus
jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan
rawan iga II- IV yang terdiri dari 2
lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan
parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak
mengganggu jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang
menerima darah dari arteri koronaria. Susunan miokardium yaitu:
1. Otot
atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam
mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua
atria.
2. Otot
ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler
sampai ke apeks jantung.
3. Otot
atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan
ventrikel).
c) Dalam
/ Endokardium
Dinding dalam atrium
yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri dari jaringan endotel
atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena
kava.
2.1.3.2 Bagian-
bagian dari jantung:
a. Basis
kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan
pembuluh
darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian
oleh atrium dekstra.
b. Apeks
kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut
tumpul.
2.1.3.3 Permukaan
jantung (fascies kordis) yaitu:
a. Fascies
sternokostalis: permukaan menghadap
kedepan berbatasan
dengan dinding
depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel
dekstra
dan sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies
dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat
berbatas dengan mediastinum posterior,
dibentuk oleh
dinding atrium sinistra, sebgain atrium sinistra
dan sebgain kecil
dinding
ventrikel sinistra.
c. Fascies
diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas
dengan stentrum
tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel
sinistra
dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
2.1.3.7
Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan
vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa
darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra
dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis.
Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta
(pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris
aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3
yaitu:
1.
Arteri koronaria kanan: berasal dari
sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula
memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2.
Arteri koronaria kiri: lebih besar dari
arteri koronaria dekstra
3.
Aliran vena jantung: sebagian darah dari
dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak
dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
2.1.4
Fisiologi Jantung
Fungsi umum otot jantung yaitu:
1.
Sifat ritmisitas/otomatis: secara
potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.
2.
Mengikuti hukum gagal atau tuntas:
impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan
berkontraksi maksimal.
3.
Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4.
Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang
awal otot.
2.1.4.1
Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka,
otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk berkontraksi. Energy terutama
berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari
metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses metabolisme jantung
adalah aerobic yang membutuhkan oksigen.
2.1.4.2
Pengaruh Ion Pada Jantung
1.
Pengaruh ion kalium : kelebihan ion
kalium pada CES menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2.
Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion
kalsium menyebabkan jantung berkontraksi spastis.
3.
Pengaruh ion natrium: menekan fungsi
jantung.
2.1.4.3
Elektrofisiologi Sel Otot jantung
Aktifitas
listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas membrane sel. Seluruh
proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh
rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu:
1.
Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan
negative(polarisasi) dan bagian luar bermuatan positif.
2.
Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan
meningkatnya permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir
dari luar ke dalam.
3.
Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam
sel menjadi berkurang.
4.
Fase plato(keadaan stabil): Fase
depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama sesuai masa refraktor absolute
miokard.
5.
Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium
berangsur-angsur tidak mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
2.1.4.4
Sistem Konduksi Jantung
Sistem
konduksi jantung meliputi:
1. SA
node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding atrium
kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV
node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat muara
sinus koronari.
3. Bundle
atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan
tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut
penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium menyebar
pada kedua ventrikel.
2.1.4.5
Siklus Jantung
Empat
pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga
ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya disebut
siklus jantung.
2.1.4.6
Fungsi jantung sebagai pompa
Lima
fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1.
Fungsi atrium sebagai pompa
2.
Fungsi ventrikel sebagai pompa
3.
Periode ejeksi
4.
Diastole
5.
Periode relaksasi isometric
Dua
cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung
1. Autoregulasi
intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke jantung.
2. Reflex
mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom
2.1.4.7
Curah jantung
Normal,
jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama besarnya. Jumlah
darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah jantung
(cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
otot jantung:
1.
Beban awal
2.
Kontraktilitas
3.
Beban akhir
4.
Frekuensi jantung
Periode pekerjaan jantung yaitu:
1.
Periode systole
2.
Periode diastole
3.
Periode istirahat
2.1.4.8
Bunyi Jantung
Tahapan
bunyi jantung:
1. Bunyi
pertama: lup
2. Bunyi
kedua : Dup
3. Bunyi
ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
4. Bunyi
keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama
2.1.5
Anatomi Sistem Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah prasarana
jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Aliran darah dalam tubuh terdiri dari:
1.
Aliran darah koroner
2.
Aliran darah portal
3.
Aliran darah pulmonal
4.
Aliran darah sistemik
2.1.5.1
Arteri
Arteri
merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh
tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari ventrikel
sinistra disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu:
a.
Tunika Intima
b.
Tunika Media
c.
Tunika Eksterna
1.
Aorta
Merupakan
pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra
melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra,
turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, turun ke abdomen. Jalan
arteri ini terdiri dari 3 bagian :
a.
Aorta Asenden
b.
Arkus Aorta
c.
Aorta desendes
Aorta asendes mempunyai
cabang:
a. Aorta
torakalis
b. Aorta
Abdominalis
2.
Arteri Kepala dan Leher
Disuplai
oleh arteri komunis dekstra dan sinistra. Pada masing-masing sisi menuju keatas
leher dibawah otot sternomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago
tiroid membagi diri menjadi dua yaitu:
1.
Arteri karotis eksterna :
a.
Arteri tiroid superior
b.
Arteri faringea asendes
c.
Arteri lingualis
d.
Arteri fasialis
e.
Arteri aurikularis posterior
f.
Arteri maskilaris
2.
Arteri karotis interna :
a.
Arteri oftalmika
b.
Arteri komunikan posterior
c.
Arteri coroidea
d.
Arteri serebri anterior
e.
Arteri serebri media
f.
Arteri nasalis
3.
Arteri vertebralis
Cabang bagian pertama subklavia berjalan naik
melalui foramen prosesus transversi masuk ke cranium melalui foramen mahnum
berjalan ke atas lalu kedepan medial medulla oblongata sampai di tepi bawah
pons arteri ini bergabung dan membentuk A. basilaris cabang-cabang cranial Arteri vertebralis.
4. Arteri
basilaris
Dibentuk
oleh penggabungan dua A. vertebralis berjalan naik dalam alur. Pada permukaan
anterior pons bercabang dua:
a.
Arteri serebralis posterior
b.
Arteri sirkumateriosus
Wajah menerima darah dari:
a.
Arteri fasialis dan temporalis
superficial
b.
Arteri temporalis superficial
c.
Arteri transversa fasialis
d.
Arteri supraorbitalis dan supratoklearis
5.
Arteri subklavia
Terdiri dari dekstra yaitu cabang dari
arteri anonima dan sinitra cabang dari arkus aorta. Terdiri dari:
a.
Arteri aksilaris
b.
Arteri brakhialis
c.
Arteri ulnaris
d.
Arteri radialis
e.
Arteri arkus Palmaris superfisialis
f.
Arteri arkus Palmaris
profundus
g.
Arteri digitalis
6.
Aorta torakalis
a.
Rongga toraks terdiri dari:
a)
Arteri intercostalis
b)
Arteri perikardialis
c)
Arteri bronkialis
d)
Arteri esofagialis
e)
Arteri mediastinalis
b.
Dinding toraks terdiri dari:
a)
Arteri prenikus superior
b)
Arteri subkostalis
7.
Aorta abdominalis : merupakan bagian
dari aorta desendens.
8.
Arteri Rongga perut
Terdiri dari:
a.
Arteri seliaka
b.
Arteri splinika
c.
Arteri mesenterika superior
d.
Arteri renalis
e.
Arteri spermatika dan Ovarika
f.
Arteri mesenterika Inferior
g.
Arteri marginalis
9.
Arteri dinding Abdomen
Arteri dinding abdomen muka dan belakan
terdiri dari:
a.
Prenikus inferior
b.
Arteri subkostalis
c.
Epigastrika superior
d.
Arteri lumbalis
10.
Rongga panggul
Terdiri dari:
a.
Arteri iliaka interna
b.
Arteri iliaka eksterna
2.1.5.2
Vena
Pembuluh darah
vena adalah kebalikan dari arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh
kembali ke jantung. Vena terbesar adalah
vena pulmonalis. Pembuluh darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu:
1.
Vena ke jantung
Meliputi
: Vena cava superior, inferior dan pulmonalis
2.
Vena yang bermuara pada vena cava
superior : tepat dibelakang angulus mandibularis yang menyatu dengan vena
aurikularis posterior turun melintasi M. sternokleidomastoideus tepat diatas
clavikula menembus fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke V.
subclavia. Cabang- cabangnya:
a.
Vena aurikularis posterior
b.
Vena retromadibularis
c.
Vena jugularis eksterna posterior
d.
Vena supraskapularis
e.
Vena jugularis anterior
3.
Vena kulit kepala : vena troklearis dan
vena supraorbitalis, vena temporalis superfisialis, aurikularis posterior dan
oksipitalis.
4.
Vena wajah: fasialis, profunda fasialis,
transversa fasialis.
5.
Vena pterigoideus : Vena maksilaris, fasialis, lingualis,
oftalmika.
6.
Vena tonsil dan palatum
7.
Vena punggung
8.
Vena yang bermuara pada vena cava
interior
9.
Anastomisis portal sistemik
10.
Vena dinding pelvis
11.
Vena anggota gerak atas dan,
12.
Vena anggota gerak bawah
2.1.5.3
Kapiler
Pembuluh darah yang paling kecil
sehingga disebut dengan pembuluh rambut. Kapiler terdiri dari:
1.
Kapiler arteri
2.
Kapiler vena
Fungsi kapiler:
1. Penghubung
arteri dan vena
2. Tempat
pertukaran darah dan cairan jaringan
3. Mengambil
hasil dari kelenjar
4. Menyerap
zat makanan yang terdapat dalam usus
5. Menyaring
darah dalam ginjal
2.1.6 Fisiologi
Vaskuler
Sistem
vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler karena
berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal.
Bagian-
bagian yang berperan dalam sirkulasi:
1.
Arteri mentranspor darah di bawah
tekanan tinggi ke jaringan.
2.
Arteriola, cabang kecil dari sistem
arteri yang berfungsi sebagai kendali ketika darah yang dikeluarkan ke dalam
kapiler.
3.
Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat
makanan dan elektrolit, hormone dan bahan lainnya antara darah dan cairan
interstitial.
4.
Venula yaitu mengumpulkan darah dari
kapiler secara bertahap
5.
Vena yaitu saluran penampung pengangkut
darah dari jaringan kembali ke jantung.
Kecepatan aliran darah ditentukan
oleh perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan
aliran arteri adalah:
1.
Aliran darah dalam pembuluh darah
2.
Tekanan darah arteri : Sistolik,
diastolic, nadi, dan darah rata-rata.
3.
Gelombang nadi.
4.
Analisis gelombang nadi: dapat di nilai
dari: frekuensi gelombang nadi, irama denyut nadi, amplitude dan ketajaman
gelombang.
5.
Factor yang mempengaruhi tekanan darah
arteri.
Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena
Yaitu:
1.
Tekanan Vena: biasanya sangat rendah
2.
Gelombang denyut vena: perubahan tekanan
dan volume
3.
Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non
invasive
4.
Kecepatan aliran darah vena
5.
Factor yang mempengaruhi kecepatan
aliran darah vena
6.
Pengaruh gravitasi pada tekanan darah
vena
2.1.6.1
Mikroskulasi
Tempat pertukaran zat CIS dan CES
(interstitial) adalah kapiler. Dan dipengaruhi oleh kecuali dinding kapiler,
arteriole, venolus karena dapat mengatur jumlah dan kecepatan aliran darah.
Ketiga rangkaian tersebut disebut dengan mikrosirkulasi.
2.1.6.2
Tekanan
Darah
Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan
sistolik 120 mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg.
Tekanan darah tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya
adalah keadaan kesehatan dan aktivitas.
Pusat pengawasan dan pengaturan
perubahan tekanan darah yaitu:
1.
Sistem saraf
a.
Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut
saraf aferen yang menuju pusat vasomotor berasal dari baroreseptor arteri dan
kemoreseptor aortadan karotis dari korteks serebri.
b.
Hipotalamus: Berperan dalam mengatur
emosi dan tingkah laku yang berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler
c.
Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari
karena penurunan respons tekanan, vasodilatasi, dan respons depressor
meningkat.
d.
Reseptor nyeri: bergantung pada
intensitas dan lokasi stimulus
e.
Reflex pulmonal: inflasi paru
menimbulkan vasodilatasi sistemik dan penurunan tekanan darah arteri dan
sebaliknya kolaps paru menimbulkan vasokonstriksi sistemik
2.
Sistem humoral atau kimia: berlangsung
local atau sistemik, misalnya rennin-angiotensin, vasopressin, epineprin,
asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium, magnesium, hydrogen dan kalium.
3.
Sistem hemodinamik: lebih banyak
dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan
hidrostatik bagian luar, dan dalam sistem vaskuler.
4.
Sistem limfatik: komposisi sistem
limfatik hampir sama dengan komposisi kimia plasma darah dan mengandung
sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke
dalam aliran darah.
2.2.
Sistem
sirkulasi paru (pulmoner)
Sistem
sirkulasi paru - paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung Oksigen (O2) tetapi
mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava Inferior dan Vena Cava
Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan) melalui
Arteri Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran
darah di dalam Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih
lambat daripada aliran darah di dalam Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan,
darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan
melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi.
Di
kapilaria paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan
darah bersih (darah yang mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya
keluar paru melalui Vena Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki
jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria
paru-paru sangat lambat, setelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan aliran
darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri Pulmonalis hingga
kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut). Selanjutnya darah mengalir dari
dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup berdaun 2) memasuki Ventrikel kiri
lalu keluar jantung melalui Aorta, maka dimulailah sistem sirkulasi sistemik
(umum), dan seterusnya secara berkesinambungan. Secara ringkas aliran darah
dalam sistem sirkulasi darah manusia sebagai berikut:
1. Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik
/ ventrikel kiri) à Aorta -à Arteri à
Arteriole à
Capillary bed atau A-V Anastomose à venule à
vena à
Vena Cava (Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) à
Jantung (atrium/serambi kanan).
2. Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung
(bilik/ventrikel kanan) à Arteri Pulmonalis à
Paru à
Kapilaria paru à Vena Pulmonalis à
jantung (atrium/serambi kiri).
2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Sistem
Sirkulasi
1. Beban awal
Otot jantung
direnggangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi dan berhubungan dengan
panjang otot jantung. Peningkatan beban awal menyebabkan kontraksi ventrikel
lebih kuat dan meningkatkan volume curah jantung.
2. Kontraktilitas ( kemampuan )
Bila saraf simpatis
yang menuju ke atas atau ke kiri akan meningkatkan kontraktilitas. Frekuensi
dan irama jantung juga akan memengaruhi kontraktilitas
3. Beban akhir
Resistensi ( tahanan )
harus diatasi sewaktu darah dikeluarkan dari ventrikel. Beban akhir suatu beban
ventrikel kiri diperlukan untuk membuka katup semilunaris aorta dan mendorong
darah selama kontraksi. Peningkatan kerja juga meningkatkan kebutuhan oksigen.
4. Frekuensi jantung
Dengan meningkatnya
frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan jantung
2.3.
Asuhan
Keperawatan
Pengkajian :
1. Identitas
Klien (Nama, Umur, Asal, Jenis Kelamin, dll.)
2. Riwayat
Kesehatan
2.1.Riwayat
Penyakit Sekarang :
Tanda dan gejala klinis gangguan
vaskuler perifer. Gejala yang mudah diamati sekarang : Nyeri, pegal, kram,
serta kelemahan pada tungkai kaki saat berjalan dan berkurang saat istirahat.
2.2.Riwayat
Penyakit Dahulu :
Adanya faktor resiko keluarga
seperti penyakit jantung dan hipertensi.
2.3.Riwayat
Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga pasien
yang memiliki riwayat penyakit yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien
sekarang.
2.4.Pola
Fungsi Kesehatan :
2.4.1. Pola
Nutrisi-Metabolik :
Kehilangan nafsu makan. Pada awal
kejadian pasien merasakan mual dan muntah (adanya peningkatan intra kranial).
2.4.2. Pola
Aktifitas-Latihan :
Sukar menjalankan aktifitas karena mudah lelah.
2.4.3. Pola
Sensorik :
Adanya nyeri kepala, menurunnya
penglihatan (kabur pandangan), gangguan penciuman dan perabaan menurun terutama
pada daerah luka dan ekstremitas.
2.4.4. Adanya
Nyeri :
Perlu identifikasi lebih dalam
seberapa besar nyeri muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran dari
nyeri muncul sehingga dapat diklasifikasikan daerah yang mengalami
aterosklerosis
2.4.5. Pemeriksaan
Tanda-Tanda Vital :
2.4.6. Dengan
asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan
menurun dan juga tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun karena penurunan
cardiac output.
2.4.7. Pemantauan
Perubahan Penampakan dan Temperature Kulit :
-
Aliran darah yang tidak memadai
mengakibatkan ekstremitas dingin
-
Kuku rapuh
-
Kulit kering
-
Rubor (kemerahan) terlihat dalam 20
menit sampai 2 menit setelah ekstremitas tergantung dan merupakan petunjuk
adanya kerusakan arteri dimana pembuluh darah tidak mampu berkonstruksi.
Diagnosa
Keperawatan : gangguan sirkulasi b/d gangguan
perfusi jaringan perifer
Definisi :
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
|
||
Batasan
Karakteristik :
- Nadi tidak teraba
- Perubahan fungsi motorik
- Perubahan warna karakteristik kulit
(warna, elastisitas, kulit, kelembapan, kuku, sensasi, suhu)
- Indeks ankle-brakhial < 0.90
- Perubahan tekanan darah di
ekstremitas
- Waktu pengisian kapiler >3 detik
- Kelambatan penyembuhan luka perifer
- Penurunan nadi
- Nyeri ekstremitas
- Edema
|
||
Faktor yang
Berhubungan :
- Kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat (merokok, asupan garam, imobilitas)
- Hipertensi
- Kurang pengetahuan tentang proses
penyakit
|
||
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
T:
Meningkatkan suplai darah arteri ke daerah ekstremitas.
KH:
- Pasien
mengungkapkan penurunan nyeri dan tidak adanya bengkak dan kemerahan.
- Ekstremitas
hangat pada perabaan.
|
1.
Menurunkan ekstremitas dibawah
jantung.
2.
Mendorong latihan postural aktif
(latihan Buerger Allen).
3.
Dilarang berdiri diam atau duduk
terlalu lama.
4.
Mendorong pasien untuk
berjalan-jalan.
5.
Menjaga suhu hangat dan
menghindari suhu terlalu dingin.
6.
Melarang merokok.
|
1.
Ekstremitas bawah yang tergantung
memperlancar suplai darah arteri.
2.
Mengurangi kongesti vena
3.
berdiri diam, berdiri atau duduk
terlalu lama mengakibatkan statis vena.
4.
Berjalan-jalan memperbaiki aliran
balik vena dengan mengaktifasi pompa otot.
5.
kehangatan memperbaiki aliran
arteri dengan mencegah efek vasokontriksi akibat dingin.
6.
Nikotin menyebabkan vasospasme
yang menghambat sirkulasi perifer.
|
Diagnosa
Keperawatan : Gangguan sirkulasi b/d risiko
gangguan integritas kulit
|
||
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
T :
Mempertahankan integritas jaringan.
KH :
1.
Mengindari trauma dan iritasi
kulit.
2.
Makan diet seimbang yang
mengandung cukup protein, vitamin B dan C.
3.
Setia kepada aturan hygiene.
-
M
-
me
|
1.
Mendorong hygiene ketat mandi
dengan sabun netral, mengoleskan pelembab, memotong kuku dengan hati-hati.
2.
Memperingatkan untuk menghindari
gosokan atau garukan kuat.
3.
Promosi nutrisi yang baik asupan
vitanib B dan C yang adekuat dan protein, mengontrol obesitas.
4.
Menginstruksikan cara menghindari
trauma terhadap ekstremitas.
|
1.
Sabun netral dan pelembab
mencegah kekeringan dan pecah-pecah kulit.
2.
menggaruk dan menggosok dapat
menyebabkan abrasi kulit dan invasi bakteri.
3.
nutrisi yang bagus akan berguna
pada proses penyembuhan dan mencegah kerusakan jaringan.
4.
jaringan dengan nutrisi buruk
peka terhadap trauma dan infeksi bakteri, penyembuhan luka melambat dan
berhenti sehubungan dengan perfusi jaringan yang buruk.
|
Diagnosa Keperawatan
: Gangguan sirkulasi b/d risiko
gangguan integritas kulit
|
||
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
T :
Mempertahankan integritas jaringan.
KH :
4.
Mengindari trauma dan iritasi
kulit.
5.
Makan diet seimbang yang
mengandung cukup protein, vitamin B dan C.
6.
Setia kepada aturan hygiene.
-
M
-
me
|
5.
Mendorong hygiene ketat mandi
dengan sabun netral, mengoleskan pelembab, memotong kuku dengan hati-hati.
6.
Memperingatkan untuk menghindari
gosokan atau garukan kuat.
7.
Promosi nutrisi yang baik asupan vitanib
B dan C yang adekuat dan protein, mengontrol obesitas.
8.
Menginstruksikan cara menghindari
trauma terhadap ekstremitas.
|
5.
Sabun netral dan pelembab
mencegah kekeringan dan pecah-pecah kulit.
6.
menggaruk dan menggosok dapat
menyebabkan abrasi kulit dan invasi bakteri.
7.
nutrisi yang bagus akan berguna
pada proses penyembuhan dan mencegah kerusakan jaringan.
8.
jaringan dengan nutrisi buruk
peka terhadap trauma dan infeksi bakteri, penyembuhan luka melambat dan
berhenti sehubungan dengan perfusi jaringan yang buruk.
|
Diagnosa
Keperawatan : ketidakefektifan perfusi
jaringan kardiopulmonal b/d penurunan hemoglobin dalam darah.
|
||
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
T :
mempertahankan status sirkulasi pulmonal dan sistemik
KH :
7.
aliran darah yang tidak obstuksi
dan satu arah, pada tekanan yang sesuai melalui pembuluh darah besar
sirkulasi pulmonal dan sisitemik.
8.
Keadekuatan aliran darah melalui
susunan pembuluh darah koroner untuk mempertahankan fungsi jantung
9.
Keadekuatan aliran darah melalui
susunan pembuluh darah paru untuk mempertahankan perfusi unit atau kapiler.
-
M
-
Me
|
9.
Auskultasi suara jantung dan paru
10.
Evaluasi oedem perifer dan denyut
nadi
11.
Monitor peningkatan kelelahan dan
kecemasan
12.
Meningkatkan keadekuatan perfusi
jaringan.
|
9.
Auskultasi suara jantung dan paru
untuk mengetahui irama dan frekuensi jantung.
10.
Evaluasi untuk mengontrol perifer
dan denyut nadi dalam keadaan normal.
11.
Dengan monitoring peningkatan
kelelahan dan kecemasan dapat mengurangi resiko naiknya tekanan darah pada
sistem sirkulasi yang dapat mengakibatkan terjadinya ketidak efektifan
perfusi.
12.
Untuk membantu pasien yang
mengalami masalah fungsi pompa jantung yang serius.
|
Evaluasi :
1.
Gangguan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
a. Memperlihatkan peningkatan suplai darah
arteri ke ekstremitas
-
Ekstremitas terasa hangat bila disentuh
-
Warna kulit membaik (bebas dari rubor dan sianosis)
-
Nadi peifer teraba
b. Penurunan kongesti vena
-
Meninggikan ekstremitas bawah sesuai yang dianjurkan
-
Menghindari berdiri diam atau duduk terlalu lama
-
Edema berkurang.
2.
Risiko gangguan integritas kulit
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Integritas
jaringan terpelihara :
- Menghindari
trauma dan iritasi kulit
- Mematuhi
aturan kebersihan
- Makan
diet seimbang yang cukup mengandung protein, vitamin B dan C
3.
ketidakefektifan perfusi jaringan
kardiopulmonal b/d penurunan hemoglobin dalam darah.
BAB IV
PENUTUP
12.1.
Kesimpulan
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
12.2.
Kritik dan Saran
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar